Sunday, August 12, 2018

August 12, 2018
Kumpulan Cerita Sex 2018 - Aku sudah 2 tahun bekerja diperusahaan ini, apalagi aku termasuk yg berprestasi dimana usiaku yang masih muda 24 mendapatkan posisi yang lumayan bagus.
Bosku seoarang wanita yg umurnya sekitar 35 tahunan, beliau jika berpenampilan memang cantik tapi banyak karyawan yg ngak suka sebab sifatnya keras.
Namun sebagai bawahannya, aku cukup mengerti beban posisi yg harus dipikulnya sebagai pemimpin perusahaan. Kalau karyawan lain ketakutan dipanggil menghadap sama Bu Alisha, aku malah selalu berharap dipanggil. Bahkan sering aku mencari-cari alasan ntuk menghadap keruangan pribadinya.
Wajahnya yg cantik tanpa ada garis-garis ketuaan menjadikannya ngak kalah dengan anak gadis.
Saking keseringan aku mengahadap keruangannya, aku mulai menangkap ada nada-nada persahabatan terlontar dari mulut dan gerak-geriknya itu.
Tak jarang kalau aku baru masuk ruangannya Bu Alisha langsung dia memuji penampilanku. Aku bangga juga mulai bisa menarik perhatian. Mudah-mudahan bisa berpengaruh juga di gaji” hahaha pikirku santai
Sampai suatu ketika, lagi-lagi ketika aku dipanggil mengahadap, kulihat raut muka Bu Alisha tegang dan kusut.
Aku mencoba untuk peduli,
“Ibu kok hari ini kelihatan kusut banget, emang ada masalah?”, sapaku sembari duduk kursi didepan mejanya.
“Ia nih Satria, aku lagi stres,udah urusan kantor banyak, dirumah mesti berantem sama suami”, jawabnya gelisah
“Justru aku manggil kamu karena aku lagi kesel nih. Kenapa ya kalau lagi kesel trus ngeliat kamu aku jadi tenang deh”, tambahnya menatapku sambil senyum genit
Aku terdiam sebentar. Masak sih Bu Alisha bilang begitu?” dalam benakku
“Kamu ini Satria, ditanya kok malah bengong sih”, Bu Alisha menyenggol lenganku.
“Eeeehh nggak kok, cuma aku tadi abis kaget aja dengan omongan Ibu, yang bilang aku bisa menenangkan Ibu kalau sedang gelisah”, balasku gagap.
“Ya udah Satria, nanti temenin aku makan siang ya.. Tapi kita jangan pergi bareng, ngak enak sama teman sekantor. makanya nanti kamu duluan aja, kita ketemu disana OKE”, kata Bu Alisha
.
Aku semakin tergagap, ngak menyangka akan diajak seperti ini.
“Oke Bu”, jawabku sambil keluar dari ruangannya.
Setelah pas jam makan siang aku langsung menuju hotel tempat janjian makan siang tersebut. tetapi di sela-sela perjalanan aku berfikir” Kenapa harus makan siang di hotel ya? Terbersit dipikiranku.
Mungkin Bu Alisha butuh teman makan kali”pikirku pendek
Sekitar setengah jam aku menungu di lobby hotel tiba-tiba seorang OB ( office boy ) menghampiriku untuk memastikan namaku dan dia mengajakku ke kamarnya bu Alisha.
Aku menurut aja melangkah ke lift yang membawaku ke kamar itu.
Ketika kutekan bel dengan perasaan aneh dan penuh tanda tanya, akhirnya bu Alisha keluar sambil tersenyum manis ke wajahku.
“Maaf ya Satria, aku berubah pikiran dengan mengajakmu makan di dalam kamar aja. Mari.. kita ngobrol-ngobrol kamu mau pesen makanan apa Satria?”, kata Bu Alisha sambil menarik membawaku ke kursi.
“Ngak usah gugup gitu dong” celetuk bu Alisha melihat tingkahku
“Ngak sih bu, cuma aku sebetulnya ngak percaya aja di ajak makan bareng di sini. Apalagi di ajak makan sama atasan yang cantik lagi. widih bisa bikin aku senang aja nih bu “, ditengah kegugupan, aku masih sempat menyempilkan jurus-jurus rayuan. Aku tau pasti pujian kecil bisa membangkitkan kebanggan dirinya.
“Ahh kamu Satria bisa aja, emangnya Ibu masih cantik ya di umur 35 tahun ini ?”, tanya Bu Alisha dengan pipi memerah.
“Iya Bu, sejujurnya aku selama ini memipikan untuk bisa berdekatan dengan Ibu, makanya aku sering nyari alasan masuk keruangan Ibu”, kataku polos.
“Ouhhh gitu… pantesan aku perhatikan kamu sering nyari-nyari alasan menghadap masuk ke ruangan kerjaku. Bahkan kamu juga sering curi-curi pandang menatap ibu kan?”, ditembak seperti itu aku tambah malu jadinya.
Memang betul sih aku sering menatap Bu Alisha disetiap kesempatan, Rupanya dia sudah lama memperhatikan gerak-gerikku.
Saat itu kami berpandangan lama.
Terasa sangat lamaaaaaa sekali bertatapan…!!!
Dari wajahnya terlihat kalau wanita ini sedang kesepian, raut mukanya pun menandakan kegairahan.
Perlahan dia berdiri dan menghampiriku dan mata masih tetap berpandangan,
Wajahnya semakin dekat.. dekat.. dan huup. “bibirnya menyentuh bibirku”. Kutepis rasa gugupku dan segera membalas ciumannya itu. lalu tanpa aba-aba lagi kami berciuman yang lumayan untuk pemanasan,
“Pesen makannya nanti aja ya Satria”, katanya disela- sela ciuman yang semakin panas.
Lalu ibu Alisha duduk dipangkuanku. tepat sekali rasa bokongnya di atas bagian kontolku. sementara tangan kirinya melingkar dileherku dan tangan kanan nya membuka kancing bajuku.
Permainan ciumannya yg semakin dalam, aku lantas mengeluarkan jurus-jurus ciuman yg ku tau selama ini. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap lidahnya dengan lidahku. Sesekali ciumanku membuat dia mendesah”Hhmmmm… Ssshhhh… Aahhhhh…” suaranya begitu merdu yang aku dengar.
“Satria kamu hebat banget ciumannya, aku ngak pernah di cium seperti ini sama suamiku, bahkan akhir-akhir ini dia cuek dan ngak mau menyentuhku lagi”, celoteh Bu Alisha curhat.
Lalu Bu Alisha menarik tanganku. Ku tau itu isyarat mengajak pindah ke ranjang.
Begitu kami berdua tertidur di atas ranjang, aku buka seluruh bajunya maka terlihatlah gundukan tokednya yang masih terawat bulat itu.
Kulitnya yg putih bersih, bokongnya berisi, tokednya kencang dan body masih ramping. membuatku jadi ngaceng berat melihat itu.
“Ibu bener-bener wanita tercantik yang pernah kulihat”, pikirku.
Bu Alisha kemudian mengikuti aksiku tadi dengan mulai mencopot pakaian yg ku pakai. Namun dia lebih semangat lagi sampai pakaianku tak bersisa.
Jadi polos !!! tak ada baju, celana kantor, dan gak ada celana dalam… Semua di buka olehnya dan kini kami sama-sama dalam keadaan bugil.
“Kamu ganteng Satria ya kalau bugil”, ucapnya sambil tanganya memegang kemaluanku dan “Aaahhhhh…. bibir mungilnya udah mengulum kontolku.
Oh nikmatnya. Sentuhan bibir dan sapuan lidahnya diujung penisku, bener-bener bikin sensasi dan membuat nafsuku meninggi.
Aku ngak tahan untuk berdiam diri menerima sensasi saja. ku remas-remas buah dadanya dan dia masih tetap mengulum penisku.
Tanganku merayap keselangkangannya. Atas inisiatifku kami bertukar posisi menjadi gaya 69. Jilatan lidah bu Alisha semakin sensasional sampai menyentuh telor penisku.
Lalu dua buah bijiku diseruputnya… Bener-bener enak yang aku rasakan.
Gantian aku merangkai kenikmatan untuk Bu Alisha, ku telusuri rambut-rambut halus yg tertata rapi di bagian memeknya dengan lidahku.
Dia menggelinjang. Tanpa kuberi kesempatan untuk berpikir, kujilati semua sudut vaginanya dan klistorisnya. Kulihat matanya langsung terpejam-pejam merasakan kenikmatan dari sentuhan lidahku.
Hanya berselang lima menit ku balikkan tubuhnya yg kini aku siap akan menusuk lubang memeknya dengan batang penisku.
Begitu aku masukkan, “Aaahhhh… Sshhhhh…” terdengar suara desahan dari mulut bu Alisha yang seksi itu.

“Ahh enak banget Satria”, ucapnya berkali-kali merasakan kepuasan.
Aku lantas menggoyang seluruh isi dalam memeknya dengan senjataku. Pinggulku genjot naik turun dan kulihat pula muka bu Alisha jadi sange. Pinggulnya juga mulai bereaksi dengan bergoyang melawan irama yg kuberikan.
Lama kami dalam posisi itu dengan berbagai variasi, kadang kedua kakinya kuangkat tinggi, kadang hanya satu kaki yang kuangkat. Sesekali juga kedua kakinya ada di pundakku. Maka Bu Alisha hanya menurut dan menikmati apa yang kuberikan.
Sementara mulutnya terus saja mendesah-desah menahan nikmat dari goyangan pinggulku.
Dan ntah itu kebenaran atau emang di rencanakan, beberapa detik kemudian kami berdua melolong panjang
“Aaaaaaaahh……”
Begitu suaranya seperti itu, maka bersamaan pula kontolku mengecrot di dalam lubang memeknya bu Alisha. “Crooot… Crooot… Crooot”
Kurasakan spermaku menyemprot dalam sekali dan Bu Alisha tersentak menerima muntahan sperma panas itu. maka setelah itu kami sama-sama berbaring sebelahan dari rasa puas permainan itu.
“Kamu hebat Satria, bisa bikin aku orgasme dua kali dalam waktu dekat”, katanya disela nafas yang tersengal.
Aku cuma bisa tersenyum bangga.
“Bu Alisha ngak salah milih orang kan?” kataku berbangga yang dijawabnya dengan ciuman mesra.
Hhhmmm… Hmmmmm… Hmmm…” suara ciuman kami bergairah sambil berbaring
Setelah ngaso beberapa menit, kami berdua kembali kekantor dengan mobil masing-masing. seolah-olah tidak ada hal yang terjadi.
Sejak itu aku resmi jadi suami simpanan bos ku. aku sangat menikmati karena aku juga jatuh cinta dengan kemolekan tubuhnya yang aduhai dan montok.
Newer Post
Previous
This is the last post.

0 comments:

Post a Comment