Kumpulan Cerita Sex 2018 - Kisahku ini berawal dari kenangan bersama seoarang gadis yang bernama
Vera, yang berusia 23 tahun dan berstatus sebagai seorang mahasisiwi
dari sebuah perguruan tinggi di Jakarta.
Saat itu Vera yang sedang
mengadakan liburan di sebuah tempat pariswisata yang terkenal dengan
wisata pegunungan dan pantainya di sebelah timur pulau Bali, tanpa
sengaja bertemu dengandiriku yang menjadi seorang pemain musik di cafe.
Pertemuan
itu sendiri terjadi di internet cafe, yang kebetulan saat itu aku
sedang mengetik beberapa lagu-lagu karanganku sendiri yang sengaja aku
simpan di folder mailku.
Vera saat itu sedang mencari informasi
tentang tujuan wisata yang ada di daerah itu, namun sampai beberapa saat
sepertinya Vera tidak menemukan apa yang dia cari. Dengan sangat sopan
dan ramah Vera memulai percakapan dengan menanyakan tempat-tempat yang
bagus buat di kunjungi ke padaku.
“Maaf apakah anda tahu tempat-tempat wisata unggulan daerah ini?” tanya Vera tiba-tiba.
Aku yang saat itu duduk berjarak 2 meja darinya terkejut oleh pertanyaan spontan itu.
“Anda bertanya kepada saya?” tanyaku kemudian.
“Iya, maaf kalau mengejutkan anda!” Ujarnya kemudian.
Dengan sedikit gugup, kemudian aku menjawab pertanyaan Vera, karena saat itu juga aku masih serius dengan file-file aku.
“Di
daerah ini yang menjadi primadona wisatanya adalah pegunungannya, kedua
wisata pantai yang menawarkan pemandangan bawah air yang terkenal
dengan karang birunya, setelah itu wisata budaya yang menampilkan objek
rumah adat daerah ini,” terangku kemudian.
Mungkin karena
penjelasan ku cukup menarik buat Vera, dengan raut muka yang ramah,
kemudian dia duduk di sebelah mejaku yang tanpa dia sengaja juga dia
telah memandangi monitor di depanku yang saat itu terpampang file dari
lirik lagu-lagu karanganku yang saat itu sedang aku print.
“Kamu mengarang lagu sendiri yah?” tanya Vera lagi.
“Iya, kebetulan aja aku pemain musik di cafe dan suka menulis lirik lagu,” terangku lagi.
“Boleh aku baca lirik lagu-lagu kamu?” sahut Vera kemudian.
“Silakan, dengan senang hati,” lanjutku dengan menarik kursi di
sebelahku dan menyodorkan kepada Vera, yang saat itu sedang berdiri di
sampingku.
Setelah beberapa saat Vera membaca semua lirik
lagu-lagu aku dengan serius, tak lama Vera berkata, “Kamu menulis kisah
pribadi kamu menjadi lirik lagu yah?” tanya Vera lagi. Yang kemudian aku
timpali dengan tersenyum kepada Vera.
“Semua lirik lagu-laguku
memang dari pengalaman pribadi, karena aku ingin apa yang menjadi kisah
hidupku bisa aku rekam dalam bentuk sebuah seni dan akan menjadi
kenangan yang sangat berharga bagiku nantinya,” jelasku lebih jauh.
“Oh iya, kita sudah lama ngobrol nih tapi belum mengenal nama
masing-masing diantara kita” sahut Vera spontan. Vera mengawalinya
dengan menyodorkan tangannya..
“Vera..” ujarnya pendek. Yang kemudian giliran aku utuk melakukan hal yang sama.
“Adietya,” sahutku juga.
Dari
perkenalan yang singkat itu, kami sudah saling akrab seperti layaknya
teman lama. Saat itu juga dia memutuskan pergi besok paginya untuk
mengisi acara liburannya dengan snorkeling di sebuah pulau kecil yang
sepi dan berpasir putih.
Waktu menunjukan pukul 08.00 WITA, sesuai
janjiku dengan Vera. Aku sudah berdiri di depan kamarnya dan kemudian
aku mengetuk pintunya. Tak lama ada sahutan dari dalam.
“Pagi Adiet.. Tunggu bentar yah, aku sudah siap kok,” Dalam hitungan menit Vera sudah keluar dari kamarnya.
“Ayo kita berangkat!” katanya kemudian.
Dengan
berjalan menyusuri pantai kita menuju ke perahu motor yang sudah aku
pesan semalam. Sebelum naik ke atas perahu motor, aku mengambil
peralatan snorkeling untuk kita berdua berupa dua pasang masker berikut
finnya. Dalam perjalanan menuju pulau kecil yang hanya membutuhkan waktu
45 menit, aku menjelaskan pemandangan sekitar kita saat itu. Di samping
kiri ada pemandangan Gunung Agung dari kejauhan, namun cukup jelas
karena cuaca begitu bagus pagi itu.
Sesampainya di tujuan aku dan
Vera turun dari perahu motor dan kita lanjutkan dengan berjalan kaki
menyusuri hamparan pasir putih. Aku sudah membuka kaos saat di perahu
motor tadi, dan hanya mengenakan celana renang ketika menuju lokasi
snorkeling. Tak lama setelah sampai di bawah rindangnya pohon cemara,
Vera membuka kaos nya dan terpampanglah suatau pemandangan yang membuat
jantungku berdetak sesaat.
Saat itu Vera mengenakan bikini warna
biru tua yang kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus. Mataku
tertuju di tonjolan dadanya yang aku perkirakan berukuran 36b. Kemudian
pandanganku beralih kebawah menuju pahanya yang mulus di topang oleh
sepasang kaki jenjangnya, menjadikan pesona tubuh Vera semakin sempurna.
Aku hanya bisa menelan ludah saat itu dan berhayal seandainya aku bisa
memeluk tubuh yang sexy itu betapa beruntungnya diriku.
“Hai.. Kenapa melamun?” tegurnya mengejutkanku.
“Aku sudah siap nih” sahut Vera melanjutkan.
“Baiklah kalau begitu” ujarku menimpali tegurannya.
Ini
adalah pengalaman pertama bagi Vera untuk snorkeling, dan sebelumnya
Vera minta di ajarin sampai bisa. Hal yang paling sulit adalah saat
bernafas melalui mulut, karena seluruh wajah tertutup oleh masker,
kecuali bagian mulut.
Dengan penuh kesabaran aku mengajari
cara-cara snorkeling yang umum dilakukan. Pertama aku membantunya
memasang masker yang mana saat itu aku berdiri begitu dekat dengan nya,
aroma khas tubuh Vera tercium sesaat, ketika aku membetulkan anak rambut
yang menutupi raut wajahnya.
Kemudian Vera memasang fin sendiri,
tanpa aku bantu. Tak lama berselang tubuh kita berdua sudah masuk ke
dalam air. Perlahan aku berenang beriringan dengan Vera menuju ke
tengah, yang aku perhatikan gaya berenang Vera sangat bagus. Setelah
pengenalan di air cukup, akhirnya aku berenang agak menjauh, untuk
memberikan kepercayan buat Vera melakukan snorkelingnya.
Dari
dalam air, beberapa kali aku sempat memandangi bentuk tubuh Vera yang
aduhai dari arah belakang saat dia berenang, mulai dari belahan
pantatnya yang ranum sampai ke tonjolan di dadanya yang menantang.
Kembali
aku berenang beriringan dengan Vera untuk meyakinkan kalau dia
baik-baik aja. Saat sedang asyiknya kita berenang, tiba-tiba kaki Vera
kram. Dengan tindakan spontan aku memeluknya, agar tidak tenggelam dan
membawanya ke sebuah batu karang besar yang menonjol di tengah laut.
Kita berdiri di atas batu karang yang, masih menyisakan bagian leher
kita yang tidak tenggelam.
“Thanks ya Diet.. Atas bantuannya,” Ujar Vera sesaat setelah kejadian itu.
“Sama-sama,” timpalku kemudian.
Setelah
acara snorkeling yang melelahkan, kita bersepakat untuk istirahat di
bawah pohon cemara yang ada di tepian pantai. Sambil ngobrol tentang
pribadi kita masing-masing, Vera meluruskan kakinya yang jenjang di
hamparan pasir putih. Vera bercerita tentang kisah asmaranya dengan
mantan pacarnya yang berakhir, karena cowoknya yang super sibuk sudah
jarang lagi memperhatikannya.
Aku berusaha menghiburnya dengan
mengatakan, kalau seandainya kalian tulus saling mengasihi hal itu tidak
akan terjadi dan yang lebih terpenting adalah kedewasaan pasangan itu
sendiri dalam menentukan sikap. Sepertinya Vera sangat senang dengan
pendapatku yang demikian, hal itu terlihat dari sikapnya yang terpancar
lewat senyumnya yang mengembang.
“Makasih ya Diet.. Kamu sudah mau menjadi teman curhatku,” sahut Vera kemudian.
Aku hanya tersenyum sambil mengatakan, “Saat ini aku sudah bisa membuat
kamu tersenyum, mungkin saat lain kamu yang akan membuatku tersenyum.”
timpalku pelan.
Tak terasa kedekatan ini membuat tubuh kita
semakin dekat, aku mendahuluinya dengan merengkuh tubuhnya untuk merapat
ke pelukanku. Vera hanya diam sambil tersipu malu.
“Betapa bahagianya seorang cowok jika mendapatkan dirimu Vera,” lanjutku lagi.
“Kamu begitu baik, sabar, cantik dan memiliki tubuh yang sexy lagi,” tambahku kemudian
Yang
di jawab dengan senyumannya yang mempesona. Dengan sedikit keberanian
aku mendekatkan bibirku ke bibir Vera yang terbuka basah yang kedua
matanya juga sudah terpejam. Sangat beruntung sekali suasana pantai
siang itu sepi dan yang lebih menguntungkan lagi, karena memang lokasi
kita duduk jauh berada di ujung. Dengan lembut aku mengulum bibir Vera
yang ranum, dan terdengar desahan halus darinya.
“Ohh.. Diet,” desahnya. Sembari membisikan kata-kata mesra aku melanjutkan ciumanku.
“Aku sayang kamu Vera,” bisikku pelan.
Tanganku
juga tak tingal diam, dengan perlahan aku mengelus punggung Vera yang
hanya di lapisi bikini tanpa bra di dalamnya. Sesaat tindakan ini
membuat Vera semakin terangsang yang diiringi dengan sikap memelukku
erat.
“Oh.. Diet teruskan,” desahnya lagi.
Tanpa
menghentikan tindakanku, tanganku yang satunya meremas payudara yang
berukuran 36b itu dari luar bikini yang disambut dengan desahan
berikutnya.
“Ohh..” desah Vera kembali.
Perlahan aku mulai
membuka bikini Vera dari bagian atasnya dan berhenti sesaat sampai di
pinggangnya, maka tersembulah payudara Vera yang ranum menggairahkan
dengan di hiasi ujung nya yang merah dan mulai keras.
Sepertinya
Vera mulai terangsang sekali. Tanpa menunggu lama lidahku langsung
mengecup permukaan payudar Vera dengan lembut dan pelan. Lidahku
menelusuri setiap bagian payudaranya dengan lincah.
Putingya aku
hisap dengan lembut, sesaat setelah Vera bergetar pelan. Beralaskan kain
pantai warna biru, aku merebahkan tubuh Vera yang sexy pelan.
Aku
melanjutkan kegiatanku dengan memegang telapak kaki Vera kemudian,
sesaat setelah Vera menelentang dan mencumbui setiap jengkal kakinya. Di
mulai dengan menjilati tepalak kakinya yang mulus dan jari-jari kakinya
yang lentik. Lidahku juga menghisap ujung jari-jari kakinya, yang
membuat Vera semakin menggelinjang lembut.
“Oh.. Diet.. Kamu pintar menaikkan gairahku,” desahnya pelan.
Berikutnya
lidahku berpindah untuk memberikan kepuasan lagi ke bagian tubuh Vera
yang lain. Kali ini adalah bagian lehernya yang aku mulai dengan
mencumbu bagian belakang telinganya. Kembali Vera mendesah pelan..
“Ohh.. Teruskan Diet,” desahnya.
Setelah
cukup lama tangan Vera berdiam diri, akhirnya tergerak juga untuk
mengambil bagian di kesempatan ini. Tonjolan di celana renangku sudah
begitu keras, setelah tangan Vera masuk membelai penisku dengan lembut.
“Oh.. Vera.. Sss..” desahku kemudian.
Kemudian
aku lanjutkan untuk membuka sisa dari bikini Vera yang di pinggang
dengan menariknya kebawah sampai ke pangkal kaki. Dengan lembut aku
menjulurkan lidahku ke bagian perut Vera yang ternyata dia sedikit
kegelian.
“Hek.. Geli Diet,” ujarnya.
Seketika aku
menghentikan menjilati bagian perutnya, yang aku lanjutkan dengan
menjlati pahanya bagian dalam yang berakhir di pangkalnya yang berbulu
hitam dan sangat lebat, tapi tertata rapi dan beraroma khas.
Tak
lama berselang aku menjulurkan lidahku ke bibir luar vagina Vera dengan
lembut. Hal ini menimbulkan sensasi tersendiri buat Vera.
“Ohh.. Diet.. Sss..” desahnya bergetar.
Kemudian
aku lanjutkan dengan menjulurkan ujung lidahku di clitorisnya yang
sudah menonjol dikit. Tubuh Vera semakin bergetar setelah menerima
perlakuan lidahku.
“Ohh.. Enak.. Sayang..” desahnya pelan. Lendir
di lubang vagina Vera semakin deras keluar, menandakan kalau Vera begitu
terangsang hebat.
“Ohh.. Diet.. Masukin sekarang.. Sayang..” pintanya mesra.
Sambil
merangkak aku kembali menciumi bibir Vera yang terbuka, karena menahan
rangsangan yang hebat. Dengan lembut aku memegang penisku dan
mengarahkan nya ke lubang vagina Vera pelan. Tanpa kesulitan aku
melesakan penisku ke dalam lubang vagina Vera, karena lendir Vera cukup
memudahkan bagi penisku untuk menyeruak ke bagian dalam vaginanya.
“Ohh.. Tekan lebih dalam.. Diet..” pintanya kemudian. Yang diiringi dengan bibirnya mendesis lirih.
“Ssshh..” desis Vera. Perlahan dan lembut aku memaju mundurkan pinggulku untuk menusukkan penisku lebih dalam lagi.
Sret..
Sret.., irama penisku beradu dengan vagina Vera. Setelah cukup lama
bersentuhan, terasa tubuh Vera bergetar dan mendesirlah cairan di dalam
vagina Vera dengan hangat, menyirami kepala penisku. Vera mencapai
orgasmenya di barengi dengan jeritan nya yang menggairahkan.
“Diet.. Aku sampai.. Ohh..” teriaknya lembut.
Kemudian
aku mengecup bibir Vera dengan lembut, dan kembali memaju mundurkan
penisku. Dalam beberapa saat aku merasakan tanda-tanda akan mencapai
puncak, seketika aku mempercepat kocokan ku ke dalam vagina Vera. Sret..
Sret.. Sret, bunyi penisku beradu dengan vagina Vera. Bergetar tubuhku
saat aku menyemprotkan spermaku ke dalam vagina Vera dengan deras,
sambil memeluk erat tubuh Vera yang sexy.
“Ohh.. Sayang.. Enak..
Sekali..” jeritku sesaat setelah spermaku membasahi seluruh bagian dalam
vagina Vera. Setelah itu aku kembali mengecup bibir Vera dengan lembut
dan membisikkan kata-kata..
“Makasih yah sayang.. Kamu sudah membahagiakan aku,” bisikku lembut.
Begitulah seterusnya kisah cinta antara aku dan Vera yang berujung hubungan lebih serius sepulang nya Vera Ke Jakarta.
Bercinta
Cantik
Cerita Sex Remaja
Cerita Sex Terbaru
Dan
Dengan
Kumpulan Cerita Sex
Mahasiswi
Sexy
Vera
0 comments:
Post a Comment